Monday, March 19, 2012

Syahid masih ... impianku

sebenarnya aku rindu,
pada anak-anakku yang bermukim entah ke mana,

pada kegagalanku dalam dakwah kampus yang gemilang,
menyatukan hati yang lisannya sama, hatinya beza,

pada anak-anak ditangga asrama tabung haji,
akan percaya merka pada sang abang, yang berilmu tiada,

pada menimba kegagalan, pada dakwah yang ingin berjasa...
namun ... tersungkur di pintu kampus jua,

pada dakwah kami, yang cuba mengerti erti masyarakat,
... dari masyarakat, kepada masyarakat,

pada wasiat seorang abang, yang terkubur kaku di rungkup,
yang ku cuba mendokong teras perjuangannya walau seketika,

pada teman-teman warisan dakwah lama, intelektualisasi ulamak,
yang kini tidak pasti ke mana,

pada cubaanku melilit, serban putih dikepala, bersama guru-guruku,
tika ulamak lain diam gelita,

pada anak-anak di taman harapan, yang pernah kenal jalan pulang,
yang hancur terbakar, bakaran sang syaitan ...

pada teman dan anak-anak, dalam cubaanku, mengsarwajagatkan Islam,
dalam makna-makna alam sekitar, kelestarian dan konsumerisma,

pada teman-teman,
yang mengangankan, illuminitas itu bukan hanya pada tangan Yahudi,

pada sahabat-sahabat, di kampung, bendang, bukit dan lautan,
ketika gunung-gunung ketamakan dan kesombongan itu cuba kami robohkan,

pada darah daging yang terpisah kerana sebahagian perjalanannya,
dan setiap detik ketakutan, yang terpaksa ku laluinya,

pada yang telah ku kecewakan, dan hilang harapannya,
akan sebuah impian, walau mustahil dihaqiqi namun kekal dimajazi,

pada api, yang telah kunyalakan, yang tidak mampu kutunggu ia marak,
dan tak mampu ke lindung lagi dari ia padam, tika badai meniup,

pada forum ikatan, yang ingin kuikat sebagai tanda kesatuan Islamis,
dalam bumi kita yang minoritas,

pada anak-anak Fatoni, yang punya segala potensi, dan tidak kenal lelah,
yang mengharap pada seorang abang yang tidak mampu berbuat banyak,

pada anak-anak yang telah menitiskan air mata,
yang bengit telinga dimarahi,
yang tersentuh walau sedikit cuma,
yang tidak pernah lekang doaku untuk mereka,

pada teman, adik, anak-anak, guru, abang dan mereka,
yang masih percaya, benih ini ditanam, untuk di tuai di syurga,

di mana saja kamu berada;
titipkan juga sejalur doa,
moga kutetap di jalanNya,
dan syahid itu masih impian kita ...

No comments: